Oleh: Bayu Mega Prasetya, S.E.
Manusia, sebagai
kodratnya memang makhluk yang selalu mempunyai permasalahan dengan kompleksitas
yang sangat tinggi. Harus mempunyai visi, harus memiliki misi dalam menjalani
segi-segi kehidupan yang mungkin kurang bersahabat ini. Manusia terlahir dengan
sosok yang dinamis, penuh impian, penuh harapan, penuh semangat, penuh
keberhasilan dan yang terakhir yang paling tidak manusia inginkan adalah penuh
dengan “gundah gulana, galau” dan penuh kegagalan.
Ya, sekarang kata ini
sedang lagi tren di dunia pertemanan Indonesia “Gundah Gulana, Galau”. Gundah
Gulana / Galau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ga-lau a, ber-ga-lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak karuan (pikiran); ke-ga-lau-an n sifat (keadaan hal) galau.
Ketika keadaan atau
kenyataan tidak sesuai dengan yang manusia inginkan atau harapkan maka akan
menjadi sebuah masalah bagi diri manusia itu sendiri. Lantas apa yang harus
dilakukan? Masalah demi masalah
selalu siap menghantui kehidupan manusia. Tidak pandang bulu siapa yang
diserangnya, bisa orang dewasa, orang yang tua bahkan anak usia remaja. Ada
banyak cara dalam upaya untuk meredam, meringankan masalah yang ada. Ada yang
dengan melakukan curhat kepada orang yang disayangi atau dipercayainya,
berteriak keras ditempat sepi dan luas, hingga memecahkan sesuatu barang, atau
yang lebih ekstrim lagi dengan melakukan tindakan yang melanggar hukum (minum-minuman
keras, dll).Curhat? Ok-ok saja,
tapi jangan tidak pada tempatnya yang akhirnya dapat membuka aib seseorang dan
dapat menggunjing, misalkan curhat dengan update status via facebook. Berteriak-teriak
keras? Hmm… Kalau ketahuan orang kan jadinya bisa dianggap orang gila, hehehe
plus buat ganggu orang lagi. Sesuai dalam Qur’an di mana Allah SWT lebih suka
dengan manusia yang lebih mempelankan suaranya dan justru tidak mengeraskannya.
Memecahkan barang? Bagaimana jika yang dipecahkan perabotan milik istri atau
Ibu?, pasti akan tercipta dua masalah lagi bahkan tiga karena harus
menggantinya dengan uang kantong yang ternyata sedang kosong. Hehehe. Mabuk?
Hmm… Saya rasa dan sarankan “JANGAN”! Ayolah jangan mau untuk menuruti nafsu
setan sesaat yang jelas tujuannya mereka ingin mengajak manusia untuk ikut
bersama mereka di neraka jahannam. Na’udzu billahi mindzalik… Kata orang yang
sudah melakukan hal-hal semacam itu bilang, “Kalau punya masalah kita mabuk
aja, kita minum pil aja, nanti pikiran akan menjadi nyaman seperti terbang
tanpa beban dan masalah pun jadi hilang”. Saya berpikiran kalau manusia macam
seperti itu terlalu takut akan masalah yang dihadapi dan sudah merasa menyerah
serta akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung di kubu setan. Ayyolahhh buddy, sobat dan sahabat di manapun…
Janganlah kalian melakukan hal buruk semacam itu ketika memang dirasa sudah
menyerah! Jangan melakukan hal yang ingin menyelesaikan masalah dan justru itu
menambah rentetan panjang masalah. Kalau setelah mabuk, hilang kesadarannya dan
kemudian melakukan pemukulan? Tindakan asusila? Dll? Bukannya itu menambah
masalah yang ada?!!
Referensi:
AlQuran
http://kamus.sabda.org/kamus/galau/
http://kamus.sabda.org/kamus/galau/
0 komentar:
Posting Komentar