Jumat, 26 November 2010

Prediksi Ekonomi Indonesia Pasca ACFTA*


REP
Alia Noor Anoviar Via
| 14 July 2010 | 12:09

Salah satu perjanjian perdagangan bebas yang dimiliki Indonesia adalah ACFTA yang saat ini berada pada track 2 atau disebut dengan normal track yang mulai berjalan per Januari 2010. Pada track 1 telah terjadi defisit perdagangan dimana produk China membanjiri pasar lokal, namun produk Indonesia memiliki kendala dalam hal produk susah masuk ke China akibat standar. Seperti yang dikhawatirkan oleh Ketua Perdagangan HIPMI Harry Warganegara, defisit pada track 2 akan lebih besar dibandingkan dengan defisit pada track 1.

Kemampuan dalam bernegosiasi merupakan aspek yang penting dalam perundingan perdagangan internasional. Menurut Lepi, dosen ekonomi Internasional fakultas ekonomi UI, kekuatan negosiasi Indonesia di masa mendatang dapat dibangun dengan memajukan bidang pendidikan dalam menghadapi perdagangan bebas. Saat bernegosiasi dengan negara lain dalam konteks perjanjian bilateral maupun multilateral diperlukan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris, sehingga seluruh isi perjanjian dapat dikomunikasikan dengan baik atau tidak terjadi perbedaan penafsiran antar perwakilan negara. Kelemahan masyarakat Indonesia adalah kurangnya penguasaan bahasa asing sehingga tidak memahami dengan jelas apa yang sedang dirundingkan. Ketidakpahaman tersebut mungkin dapat berimplikasi negatif dimana terdapat poin-poin dalam perjanjian yang merugikan Indonesia, namun tidak disadari. Harry Warganegara berpendapat bahwa faktor paling penting dalam negosiasi adalah human personal dimana harus ada pendekatan personal yang akan mampu menciptakan hubungan antar negara yang terlibat serta hendaknya pemerintah menciptakan kader yang memiliki kekuatan negosiasi, jangan sampai mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh team negosiasi yang terdiri dari team departemen perdagangan dan departemen perindustrian. Langkah konkret dalam membangun kekuatan negosiasi seperti yang dilakukan HIPMI dimana bergabung dalam Asosiasi Pengusaha Muda ASEAN-China sejak dua tahun lalu. “Tak kenal maka tak sayang.”, begitu ucap Harry Warganegara saat ditanya mengenai alasan pembentukan asosiasi tersebut.

Perdagangan bebas pada dasarnya akan mampu memacu negara-negara, tidak terkecuali Indonesia, untuk meningkatkan daya saingnya. Indonesia akan mampu bertahan dalam perdagangan bebas apabila pemerintah dapat memperbaiki birokrasi yang masih kaku, sistem pungli dimana menyebabkan produk menjadi lebih mahal, bunga perbankan, serta mempertahankan orang-orang yang berpotensi dalam memajukan perekonomian Indonesia di tengah era perdagangan bebas. Hendaknya pemerintah juga memperbaiki sistem politik karena kondisi politik yang tidak menentu akan menyebabkan tidak fokusnya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan produktifitasnya dalam rangka menghadapi perdagangan bebas. Lepi dan Harry Warganegara sepakat berpendapat bahwa Indonesia akan mampu bertahan dalam era perdagangan bebas. Harry Warganegara menambahkan, Indonesia harus mampu bertahan dan pengusaha harus menentukan arahnya dalam artian mau menjadi usaha yang seperti apa?
Indonesia tidak memiliki peluang menjadi pemimpin dalam perdagangan dunia, seperti yang diungkap oleh Lepi, karena masih terlalu lemah terutama dalam hal kepemimpinan baik di tingkat pusat maupun daerah. Menurut beliau, Indonesia akan menjadi kuat apabila pemerintahan dipimpin oleh figur seperti Surya Paloh yang memiliki dedikasi dan tegas. Nada optimis diungkap oleh Harry Warganegara, menurutnya Indonesia memiliki potensi untuk menjadi macan perdagangan dunia karena kekayaan sumber daya alam, namun harus mampu dalam pengelolaannya serta cara menciptakan ekonomi berbiaya murah.

Indonesia telah memiliki draft perjanjian baik secara bilateral maupun multilateral yang sedang dibicarakan. Misalnya saja perjanjian bilateral antara Indonesia dan Jepang. Menurut pendapat Lepi, Indonesia dinilai lebih fokus dalam perjanjian multilateral. Perjanjian multilateral memiliki sisi positif berupa efisiensi, namun karena banyak negara yang terlibat maka keputusan didasarkan pada smallest denominator. Kadang sudah ada perjanjian multilateral, namun negara-negara yang terlibat masih saja melakukan perjanjian bilateral menyangkut hal-hal tertentu yang belum diatur dalam perjanjian multilateral. Perjanjian perdagangan bebas yang dibuat oleh Indonesia di masa depan diharapkan bisa berkaca pada kasus ACFTA dimana berbagai kalangan di Indonesia menyatakan ketidaksiapannya sehingga sebagai catatan penting adalah diperlukan persiapan yang matang dan fokus dalam pembahasan perjanjian perdagangan bebas yang menguntungkan bagi Indonesia. Harry Warganegara mengharapkan adanya perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara di Eropa karena postarif yang masih mahal dan apabila produk lokal bisa memasuki wilayah Eropa diharapkan akan semakin meningkatkan keuntungan bagi Indonesia.

* tulisan ini sebenarnya sudah lama dibuat oleh Saudari Alia Noor Anoviar Via, Tulisan ini dibuat setelah berkomunikasi dengan Bapak Harry Warganegara (Ketua Perdagangan HIPMI) dan Bapak Lepi (Dosen FE-UI)

Source: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/07/14/prediksi-ekonomi-indonesia-pasca-acfta/

2 komentar:

My Life, My Dream, My Creativity mengatakan...

Mampir yaaaa ke alianooranoviar.blogspot.com :D

Admin mengatakan...

Iya udah mampir. Maaf mbak udah ngopi artikelnya... :) Salam kenal...

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews